Sabtu, Oktober 30, 2010

Curhat dua orang sahabat.
Oleh: Edi Suwardiwijaya

Ada dua orang yang sudah lama bersahabat,yang satu seorang perempuan dan satunya lagi laki-laki. Karena sudah lama bersahabat, maka kedua orang tersebut sering curhat dan saling nasehat-menasehati dalam hal kehidupan. Kedua orang tersebut sudah berkeluarga, sehingga dalam curhatnya bukan hanya membicarakan masalah perkerjaan, juga masalah keluarga dan lainnya. Suatu hari mereka berdiskusi melalui facebook, karena mereka memang hanya bisa diskusi melalui media komunikasi sebab mereka tinggal berjauhan yang satu di bagian utara Indonesia dan satunya lagi di selatan. Berikut adalah pembicaraan mereka, yang perempuan memanggil sahabat laki-lakinya dengan sebutan Akang dan sebaliknya yang laki-laki memanggil Nona.

Nona: Kang, saya sekarang lagi suka SILENT, karena saya merasa apa yang diomongin beberapa waktu ini mengenai berbagai masalah sepertinya bukan pada orang yang tepat. Tapi saya terlanjur mempercayai dia. Kalau sudah seperti ini yang ada hanya ketakutan dan rasa pesimis yg luar biasa. Mulai terasa saya lebih sering mencurigai kebaikan orang kepada saya. Kenapa saya bisa berubah dari sosok yang ceria menjadi pendiam seperti ini?. Saya bingung cara mengembalikan karakter saya yang dulu. Ketawa sudah jarang terdengar, senyum sering dipaksakan, tapi DIAM always. Please Gift to solution for me. I am wait.

Akang: Saya pernah merasakan hal yang sama seperti apa yang dialami Nona. Waktu lalu saya merasa segala ucapan dan langkah saya selalu salah ... bahkan kadang-kadang saat berbicara dengan orang lainpun terbata-bata sehingga mengeja kata-kata atau kaliman acak-acakan atau bahkan salah ucap. Karena apa yang diucapkan tidak sama dengan apa yang dirasakan di hati serta tidak simetris dengan yang ada diotak. Ber-DIAM diri, merenung, belajar tentang diri kita sendiri dan makna hidup serta tidak banyak berkata-kata, tapi tetap bekerja/berkaya adalah jalan yang saya lakukan pada saat itu. Hasilnya adalah saya membuat Blog. Saat itu saya sedang gundah gulana banyak masalah hidup, tapi memilih tindakan itu. Saya tahu bahwa masalah tidak akan hilang dari kehidupan kita, karena hidup ini sendiri adalah masalah. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Harapan kita bahagia dunia akherat, tapi kenyataannya kita baru berada di dunia dan akan mencapai akhirat. Tapi kita tidak bisa lari dari masalah, karena kemanapun kita lari tujuan kita hanya satu yaitu Akhirat Kebahagiaan yang sempurna. Maka saya sarankan Tetap Berkarya dengan iklas, lakukan yang terbaik dan biarkan Tuhan mengatur semua kehidupan. Karena Tuhan adalah yang Maha Tahu apa yang akan terjadi dikemudian hari.

Ingat 7 Budi Utama: Jujur, Tanggungjawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli (Agustian, A.G., ESQ).

Tidak mudah melakukan semua itu, dan belum tentu sayapun bisa melakukannya. Tapi saya yakin, jika melakukan itu akan mendapat kebahagiaan yang sempurna ... mudah-mudahan.

Nona: Kang, ada 6 yang saya rasa pribadi saya sudah berusaha melakukannya walaupun belum maksimal, tapi saya belum mampu untuk membangun kerjasama dengan baik. Akang pasti memahami apa yang saya rasakan,saya butuh pemulihan untuk mempercayai orang lain Kang.

Saya percaya setiap masalah pasti ada akhirnya, apakah saya bisa melewatinya sampai selesai saya tidak tahu. Setelah lepas dari lingkaran yang satu masuk ke lingkaran yang lain yang rasarnya sulit sekali keluar. Ada saat dimana saya seperti menyerah pada keadaan dan beralih pada urusan yg lain.

Dapatkah kita mengejar mimpi kita tanpa melibatkan orang lain? Visi pasti butuh Power. Kalau sekarang saya lemah bukan saja jiwa saya yang capek tapi tubuh saya juga ikut merasakan dampaknya. Sementara saya sekarang betul-betul berfungsi ganda Ibu Rumah Tangga dan Pegawai Full. Jadi Akang bisa bayangkan bagaimana saya sekarang ini. Abang saya sementara mempersiapkan diri untuk sekolah bulan depan ke luar negeri, jadi banyak masalah saya pendam sendiri. Banyak waktu dihabiskan didepan komputer. Saya berusaha untuk tidak menambah beban Abang. Saya sangat berterima kasih karena Akang mau mendengar curhat saya.

Akang: Kadang-kadang kita merasa bahwa kita sudah melakukan semuanya, bahkan merasa sudah sempurna. Kalau dengar cerita Nona, maka sebaiknya Nona bersyukur mendapatkan kelebihan dari orang lain, yang belum tentu orang lain akan mendapatkannya. Hidup ini memang berat, saya juga sama merasakan berat dan mungkin masalah yang dihadapi saya lebih berat dari masalah Nona. Banyak diluar sana yang ingin makanpun susah, atau ada makanan tapi tidak bisa memakannya. Banyak diluar sana yang ingin sekolah tapi tidak bisa sekolah karena tidak ada biaya, atau bisa sekolah tidak bisa mengikutinya karena sakit. Jadi, saya sarankan berikan yang terbaik kepada orang lain dan lupakan, walaupun orang tersebut tidak berterima kasih kepada kita atau bahkan membeci kita.

Nona tidak perlu berterima kasih kepada saya. Karena saya hanya menceritakan apa yang dialami saya sendiri dengan masalah tekanan di kantor, di rumah dan masalah ekonomi juga sangat besar menekan saya. Mungkin perlu Nona ketahui bahwa saat ini saya sedang mengalami cobaan yg bertubi-tubi. Saya hanya introspeksi ke dalam diri saya, dan berusaha merenungkannya, tapi saya harus terus bekerja dan berkarya karena saya punya tanggungjawab. Saya yakin Nona juga bisa ... kita perlu saling curhat.

Nona: Saya memang perlu belajar dari orang lain, kalo dari Akang yang ingin saya teladani adalah bagaimana tetap tersenyum walau dalam kesulitan, dan tidak ada yang tahu kalau tidak ditanya. Ternyata Akang lebih kuat menghadapi persoalan dari saya. Disetiap kesempatan berpose wajah Akang selalu ceria dan tidak tergambar ada masalah dalam hidup, mungkin karena usia dan pengalaman. Saya berharap suatu hari kelak saya juga bisa menjadi tempat curhat orang lain. Ada banyak rasa yang saya pendam, bagaimana bisa terus menyimpannya, saya sering menangis di tempat tidur saya, dan seorangpun tidak tahu apa yang saya rasakan. Tapi saya tetap percaya Tuhan menampung air mata saya. Saya sudah terbiasa puas dengan apa yang saya miliki, dalam hidup saya berusaha tidak membebani Abang dengan macam-macam masalah. Abang saya sangat mengandalkan saya dalam hidupnya, itu yang membuat saya merasa sangat berarti dalam hidup ini. Bagaimana dengan orang lain saya belum tahu apakah saya berarti bagi mereka. Mudah-mudahan hidup saya akan jauh lebih baik dari hari ini.

Kang, ini perkataan yang jujur dari diri saya, saya menulis ini tapi mata saya berkaca-kaca. Akang sahabat saya yang baik, yang terus mau mendengar keluhan saya, saya berdoa semoga istri, anak dan keluarga Akang selalu sehat. Kiranya Tuhan memberkati Akang dengan kekuatan dan kesehatan serta hikmat dalam menjalankan tanggungjawab sebagai imam dalam keluarga dan pelayan masyarakat. Amin. GBU

Akang: Terima kasih atas do'anya. Saya juga berdo'a untuk Nona. Sebenarnya saya gembira mendengar cerita bahwa Nona banyak tanggungjawab yang harus dilakukan baik untuk keluarga maupun di kantor. Mengapa saya gembira, karena dengan tanggungjawab itu berart Nona banyak tabungan kebaikannya. Seandainya semua itu dilakukan dengan Iklas, maka Nona adalah orang yang mensucikan dan menebarkan kebaikan, namun sebaliknya maka pengorbanan itu akan menjadi sia-sia karena kita merasa sudah berbuat baik tapi sebenarnya kebaikan itu tidak ada maknanya dalam hidup. Belajar iklas memang sulit, termasuk saya. Kadang-kadang kita selalu mengingat-ingat apa yang telah kita berikan kepada orang lain, dan menuntut agar orang lain membalasnya, maka jika orang lain tidak membalas kebaikan kita, kita merasa menyesal, mengapa kita berikan kebaikan itu. Mudah-mudahan Nona adalah salah seorang yang tidak pernah mengingat apa kebaikan yang telah kita berikan dan sedikitpun tidak meminta balasan atas kebaikan itu. "BERIKAN DAN LUPAKAN"

Nona: Amin...., Berikan dan Lupakan. Tujuan hidup saya tidak muluk-muluk, bisa membuat orang tersenyum. Tapi untuk Akang ketahui dalam sebulan ini saja saya sudah membuat 1 orang tersinggung dan 2 orang menangis. Saya sedih karena saya merasa image saya dimata orang lain jadi berubah. Ternyata yang saya anggap suatu kebenaran yang disampaikan dengan jujur tidak selalu dapat diterima orang lain. Tapi apakah saya harus terus diam?.

Akang: Jika boleh tahu, mengapa orang tersinggung dan bahkan ada yang nangis? Ada beberapa pepatan yang mungkin bisa direnungkan:
1) Perlakukanlah Orang Lain Sebagaimana Mestinya, Maka Anda Membantu Mewujudkan Berbagai Potensi Mereka. (Goethe),
2) Jika kita selalu melakukan hal yang sama selama ini, mungkin kita telah mengambil langkah yang salah.
(Charles Kettering),
3) Mereka mungkin bisa melupakan apa yang Anda katakan, tetapi mereka takkan pernah melupakan perasaan yang Anda timbulkan dalam hati mereka.
(Carl W. Buehener).
4) Jika masalah yang saya hadapi mengalami kebuntuan, maka saya akan beristighfar kepada Allah sebanyak seribu kali, atau kurang lebihnya sebanyak itu. Niscaya Allah akan membukakan jalan keluar.
(Ibnu Taimiyyah).
5) Selalu ada ruang untuk perbaikan dan koreksi diri; itu adalah ruangan terbesar di dalam rumah.
(louise Leber)
6) Aku berhati-hati dengan apa yang kuucapkan, karena aku tahu kata-kataku menjadi kenyataan.
(Annonymous)
7) Saya memerhatikan apa yang saya katakan dan mengirimkan cahaya positif serta niat positif dengan kata-kata saya.
(Annonymous)
8) Teman bukanlah matahari yang memancarkan sinar, tetapi dia bisa menciptakan gelap agar kita bisa terlihat.
9) Keajaiban terbesar yang pernah tercipta di dunia ialah banyaknya teman yang pernah kita miliki
10) Senyumlah untuk sekarang dan seterusnya agar temanmu ini tak akan susah untuk menemuimu. Karna senyuman seorang teman ialah senyuman terbaik di seluruh dunia.

Renungkan dan lakukan Proses Zero Mind (Agustian, A.G., ESQ). Saya yakin Nona bisa.

Mudah-mudahan cerita ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang mempunyai masalah yang sama atau dapat diambil hikmahnya. Amiin.

Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar